Selamat malam semuanya. Hari ini penulis akan memposting tugas kuliah Bahasa Indonesia, yaitu sebuah makalah yang berjudul "Sikap Negatif Terhadap Bahasa Indonesia".
Pada dasarnya kita semua bisa berbahasa Indonesia. Itu semua jelas, karena kita adalah orang Indonesia. Pada prosesi Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 lalu, bahkan sudah dideklarasikan untuk menjunjung tinggi Bahasa Indonesia sebagai bahasa Persatuan. Dari sejarah itulah kita menyadari bahwa sebagai Masyarakat Indonesia, Sudah sepantasnya kita menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Pada enyataannya Masyarakat memang ada sebagian yang berbahasa Indonesia, namun tidak sedikit dari mereka yang salah menggunakannya. Disini penulis sudah mengumpulkan beberapa foto yang ada di kehidupan sehari-hari kita. Foto-foto ini sering kita lihat dan kita jumpai yang menunjukkan sikap negatif atau dengan kata lain kesalahan dalam pengejaan maupun penyebutan bahasa Indonesia.
Berikut adalah beberapa contoh yang sudah penulis rangkum dan sudah diberi penjelasan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
==============================================================
TUGAS BAHASA INDONESIA
SIKAP NEGATIF TERHADAP
BAHASA INDONESIA
NAMA : ROBBIE SHUGARA
NPM : G1A01203
KELAS : B
A. SCAN, IJASAH
dan DOC.NEGARA
Sumber : http://asopusitemus.com/2011/03/13/foto-kesalahan-ejaan-3/
Gambar diatas menunjukkan salah satu sikap negatif terhadap
bahasa Indonesia.
1. SCAN
Jika dari awal si penulis berniat menggunakan bahasa Indonesia,
harusnya ia tidak menggunakan kata berbahasa inggris. Padahal kata SCAN itu
sendiri sudah ada padanannya dalam
bahasa Indonesia, yaitu “Pindai”
atau “Pemindaian”.
2. IJASAH
Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tidak ditemukan adalah kata Ijasah. Yang benar adalah “Ijazah” yang berarti surat tanda
tamat belajar atau
izin yang diberikan oleh guru
kepada muridnya
untuk mengajarkan ilmu yg
diperoleh murid dari
gurunya.
3. DOC.NEGARA
Kata ini juga sedikit mengganjal, karena menggunakan singkatan
yang cukup aneh. Kita semua
tahu bahwa yang dimaksud disini adalah
“Dokumen Negara”, namun penulis menuliskan
kata Dokumen, menjadi Document yang disingkat juga menjadi DOC. Seharusnya
penulis menuliskan kata – kata itu secara lengkap. Karena
dapat kita
lihat masih banyak ruang di kertas itu untuk menuliskan kata “DOKUMEN NEGARA”.
4. TTD
Untuk Menggunakan kata yang satu ini memang sangat popular, hampir disetiap akhir pengumuman terdapat kata ini. Pada tidak ada salahhnya menuliskan secara benar "Tanda Tangan" pada Kertas Pengumuman atau semacamnya.
B. PULSA ELEXTRIK
Sumber : http://asopusitemus.com/2011/03/13/foto-kesalahan-ejaan-3/
Pada gambar diatas, kesalahan terletak pada penulisan kata “elextrik”. Sebenarnya kata itu
sudah popular dan menjadi kata
yang
komunikatif yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kata itu merujuk kepada kata
hal
– hal yang bersifat elektronik.
Seperti halnya pulsa elektronik yang biasa disebut pulsa elektrik. Hanya saja untuk kasus di
atas, penulisnya melakukan kesalahan
ejaan. Ia menulis elektrik dengan
kata elextrik.
C. PARCEL, SNACK dan
DRINK
Sumber : http://asopusitemus.com/2011/03/13/foto-kesalahan-ejaan-3/
Untuk kasus seperti gambar diatas, banyak terdapat kesalahan. Mulai dari ejaan yang
salah
sampai ke penggunaan tanda
baca yang tidak tepat.
1. PARCEL
Sebenarnya
kata
parcel ini belum ditemukan padananan nya
di dalam bahasa Indonesia. Hanya saja
sekarang sudah
menjadi kata popular yang
merujuk
kepada paket yang berisi
buah – buahan.
2. SNACK
Kata “Snack” juga sangat popular di kalangan masyarakat,
padalah untuk penggunaan dalam bahasa
Indonesia sudah ada. Kata snack dalam bahasa Indonesia dalam berarti “Makanan
Ringan”. Sebaiknya masyarakat mulai membiasakan diri untuk menyebut atau
menuliskan
makanan ringan dibandingan
dengan snack.
3. DRINK
Berbeda dengan Snack tadi,
kata “Drink” pada gambar diatas
sungguh sangat tidak efektif, karena menurut saya masyarakat Indonesia terkhusus yang awal, lebih mengenal kata minuman dibandingakan dengan
drink. Jadi penggunaan nya
akan lebih baik jika
menggunakan bahasa Indonesia saja.
4. Tanda
Baca Titik dan Koma
Ini juga menjadi salah satu sorotan, karena dalam gambar
diatas
terdapat penggunaan tanda
koma yang disertai tanda titik yang banyak. Padahal kita tahu, tanda koma
itu
berfungsi untuk memberikan jeda pada
kalimat dan tanda
titik untuk mengakhiri sebuah kalimat. Ini tentu adalah
kesalahan yang cukup fatal dalam aturan penulisan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
D. SEPRIT dan FRESTEA
Terkhusus untuk kasus
di atas,
justru kesalahan penulisan
terjadi untuk nama sebuah produk dagang. Hal ini tentu sangat memprihatikan sekali. Contoh
nya, kata
seprit, tidak seharusnya
ditulis seperti itu. Tulis saja sesuai dengan yang
tertera pada botol nya “Sprite”. Dan kata Fres Tea, ditulis dengan kata “Fresh Tea”, ini pasti akan menjadi lebih baik dibandingkan dengan menuliskannya dengan kata yang sama dengan cara membacanya. Karena hal itu justru terlihat aneh dan akan
menjadi bahan tertawaan orang – orang yang melihatnya.
E. DI BUKA
http://www.infospesial.net/21228/ternyata-banyak-ejaan-bahasa- indonesia-yang-salah- di-ruang-publik_6/
Untuk
kasus terakhir ini,
kesalahan penggunaan
bahasa Indonesia
bukan terletak pada kata – kata
nya, namun dari aturan penulisannya. Di dalam
bahasa Indonesia kita tahu bahwa
ada istilah yang desebut awalan (imbuhan) dan
kata depan. Awalan (imbuhan)
penulisannya
digabungkan. Contoh : digunakan, dimakan,
diselesaikan, diambil dan lain – lain.
Sedangkan
untuk kata depan,
penulisannya dipisah. Contoh : di pasar, di sekolah, di kampus, di
rumah dan lain sebagainya. Untuk gambar diatas, kata “di”
itu
menunjukkan sebuah awalan, yang
harusnya di gabung dengan kata
“jual”, menjadi “dijual”.
PEMBAHASAN KASUS
SECARA KESELURUHAN
Gambar – gambar diatas telah memperlihat beberapa
contoh kasus sikap negatif terhadap penggunaan bahasa Indonesia di kehidupan sehari – hari. Ada banyak alas an
mengapa hal tersebut dapat terjadi.
1. Belum ada padanan dalam bahasa Indonesia
Masyarakat biasanya menggunakan kata – kata asing dikarenakan
memang belum ada
padanannya dalam bahasa Indonesia. Hal itu disebabkan karena
pada dasarnya istilah itu baru ada pada saat ini. Seperti contoh
nya kata “parcel”.
2. Kurangnya pengetahuan tentang
bahasa Indonesia
Ini adalah alasan yang cukup menyedihkan, ada beberapa
masyarakat yang memang
tidak
mengetahui aturan – aturan
dari penulisan bahasa Indonesia itu sendiri.
Sebagai contoh,
penggunaan kata “di” sebagai
awalan atau kata depan sering
keliru. Untuk “di” sebagai awal biasanya
ditulis secara terpisah yang seharusnya
di gabung. Contoh : kata “di jual” seharusnya adalah “dijual”. Dan penggunaan “di” sebagai kata depan justru di gabungkan, yang seharusnya dipisah. Contoh : “dipasar” yang seharusnya
“di pasar”.
3. Kesalahan yang tidak disengaja
Biasanya terdapat pada papan pengumuman, spanduk, media cetak
/ elektronik dan
papan
iklan. Kesalahan penulisan tersebut memang atas
dasar
ketidaksengajaan dan
penulisan kata yang kurang huruf
atau salah
huruf. Seperti contoh : “kata dagin”, kita tahu bahwa yang dimaksud adalah
“daging”
hanya saja kurang huruf “g”. dan contoh lainnya adalah kata
“Ventilasi” yang biasa ditulis “fentilasi”, salah tulis huruf “v” dengan huruf
“f”.
4. Kata Populer
Didalam bahasa Indonesia memang terdapat beberapa kata yang
popular untuk menggantikan suatu kata yang cukup panjang.
Kata pengganti itu biasanya berupa merk dagang yang sangat terkenal yang mewakili semua
merk lainnya termasuk
sebutan
dari jenis produk
itu
sendiri.
Contoh : untuk kata “air mineral”, kita lebih
sering menyebutkan dengan kata “air aqua”,
kata “racun
nyamuk” dengan “baygon”,
kata “penyedap
rasa” dengan “ajinomoto”
dan
lain sebagainya. Hal ini sudah
mendarah daging dan terjadi secara terus menerus sehingga masyarakat
lebih suka menggunakan kata – kata tersebut walaupun
pada dasarnya
itu adalah sebuah
kesalahan.
5. Kata komunikatif
Masyarakat pada umumnya menggunakan kata – kata yang salah bukan karena tidak mengetahui
akan aturan
– aturan penulisan bahasa
Indonesia, hanya saja mereka menggunakan kata – kata yang tidak sesuai
karena itu memang sebuah kata yang komunikatif dan bisa langsung
menyampaikan maksud
dari
tulisan tersebut.
Kata komunikatif
biasanya berupa bahasa
daerah yang memang lebih
dipahami oleh masyarakat daripada bahasa
Indonesia itu sendiri.
Terkadang masyarakat juga tidak mengetahui suatu istilah dalam bahasa Indonesia,
namun tahu kata padanannya dalam bahasa
daerah mereka
sendiri. Oleh karena itu penggunaan kata yang komunikatif lebih di utamakan daripada kata yang
sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.
Contoh : kata “saksikan
segera” terkadang terasa kaku dibaca, maka diganti dengan kata “buruan saksikan”, dan kata “ngabuburit” yang biasa digunakan oleh kaum muda sebagai sebutan untuk acara
sore sambil menunggu buka puasa
di bulan ramadhan.
6. Dapat
menarik perhatian
Salah satu alasan yang
tidak
kalah memprihatinkan
adalah unsur kesengajaan. Masyarakat
pada umumnya
mengetahui
kesalahan dalam penulisan
tersebut, namun tetap menggunakannya karena memang
kata – kata itu dapat menarik perhatian. Penggunaan kata
– kata yang seperti ini
biasa terdapat
pada papan iklan.
Mereka beranggapan dengan digunakan kata – kata yang salah
akan membuaat suatu kelucuan yang menimbulkan minat dari orang – orang yang melihatnya untuk mencoba, atau membeli sesuatu yang tertera pada iklan atau pengumuman tersebut. Kata – kata tersebut dapat berupa plesetan
kata, penulisan kata sesuai dengan cara membacanya, hingga
penulisan kata yang dibolak –
balik yang dimaksudkan
untuk membuat tertawa.
Contoh : penulisan produk minuman “Sprite”
ditulis “Seprit”, kata
“Fresh Tea” ditulis sesuai dengan cara membacanya, yaitu “Fres tea” atau
ada
juga yang menulis “Pres ti”.
KESIMPULAN
Itulah beberapa
alasan mengapa ada banyak kesalahan penulisan bahasa Indonesia dalam kehidupan kita
sehari. Setelah mengetahui akan pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, untuk
kedepannya diharapkan kita
tidak melakukan kesalahan itu lagi. Karena bahasa Indonesia adalah bahasa
persatuan, bahasa yang kita gunakan sehari dan bahasa yang kita
junjung tinggi. Tidak seharusnya dijadikan
mainan seperti itu.
Kita
biasakan sejak
kini menggunakannya, dengan begitu lambat laun kita
pasti akan terbiasa dan menurun kepada anak cucu kita sehingga kesalahan seperti diatas
tidak terulang lagi di masa yang
akan
datang.
Itulah tadi postingan tentang Penyalahgunaan Bahasa Indonesia. Teman-teman diperkenankan untuk mengkopinya dengan catatan, materi direview lagi dengan kata-kata dan pemahaman sendiri serta mencantumkan sumbernya. atau jika ingin filenya untuk referensi, silahkan download disini. Jika diminta password, Masukkan akachopa.com
Terima kasih, Semoga Bermanfaat dan Selamat Belajar. ^_^
by : akachopa
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Komentar Dengan Bahasa Yang Sopan, Kita Saling Menghargai. Terima Kasih
Klik Emotion untuk Melihat Kode nya!
Kemudian copy dan pastekan di kotak komentar dengan diawali setidaknya satu spasi.